tag:blogger.com,1999:blog-86185782503365947412024-02-07T05:53:29.569-08:00.ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-8618578250336594741.post-21253885867927981832011-05-03T01:25:00.001-07:002011-05-03T01:25:31.216-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: small;">Sejarah Propinsi Lampung.</span></b><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> Pada abad ke VII orang di negeri Cina sudah membicarakan suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8618578250336594741&postID=273534214783001066" id="Y5730624S0" style="color: #666666; text-decoration: underline;">yang</a> disebut Tolang P‘ohwang, To berarti orang dan Lang P‘ohwang adalah Lampung. Terdapat bukti kuat bahwa Lampung merupakan bagian <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8618578250336594741&postID=273534214783001066" id="Y5730624S1" style="color: #666666;">dari</a> Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan menguasai sebagian wilayah Asia Tenggara termasuk Lampung dan <a href="http://ads.clicksor.com/search.php?q=berjaya" id="Y5730624S2" style="color: #666666; text-decoration: underline;" target="_blank">berjaya</a> hingga abad ke-11. Sriwijaya <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8618578250336594741&postID=273534214783001066" id="Y5730624S8" style="color: #666666; text-decoration: underline;">datang</a> ke Lampung karena daerah ini dulunya merupakan sumber emas dan damar. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;">Peninggalan yang menunjukkan bahwa Lampung berada dibawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya antara lain dengan ditemukannya prasasti Palas Pasemah dan Prasasti Batu Bedil didaerah Tenggamus merupakan peninggalan kerajaan seriwijaya (abad VIII). Kerajaan-kerajaan Tulang Bawang dan Skala Brak juga pernah berdiri pada sekitar abad VII-VIII. Pusat Kerajaan Tulang Bawang diperkirakan disekitar Menggala/Sungai Tulang Bawang sampai Pagar Dewa.Zaman Islam ditandai masuknya Banten diLampung pada abad ke 16, terutama saat bertahtanya Sultan Hasanuddin (1522-1570). Sejak masa lampau, Lampung memang dikenal karena tanaman ladanya yang banyak dicari orang. Kesultanan Banten yang tertarik dengan produksi <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8618578250336594741&postID=273534214783001066" id="Y5730624S6" style="color: #666666; text-decoration: underline;">lada</a> Lampung mengusai daerah ini pada awal abad ke-16 dan sekaligius memperkenalkan agama Islam Pada zaman ini Lampung melahirkan pahlawan yang terkenal gigih menantang Belanda. Bernama <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8618578250336594741&postID=273534214783001066" id="Y5730624S9" style="color: #666666; text-decoration: underline;">Radin</a> Intan. Pengaruh Islam terlihat diantaranya dan adanya Tambra Prasasti (Buk Dalung) didaerah Bojong Kecamatan Jabung Sekarang, berisi perjanjian kerjasama antara Banten dan Lampung dalam melawan penjajahan Belanda.</span></div><a name='more'></a><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"> Kontrol yang dilakukan Kesultanan Banten atas produksi lada Lampung telah menjadikan pelabuhan Banten sebagai pelabuhan lada yang paling besar dan paling makmur di Nusantara. Tanaman lada pula yang juga menarik kaum pendatang asing dari Eropa seperti perusahaan dagang dari Belanda ‘Dutch <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8618578250336594741&postID=273534214783001066" id="Y5730624S4" style="color: #666666; text-decoration: underline;">East India Company</a>’. Perusahaan dagang ini pada akhir abad ke-17 membangun sebuah pabrik pengolahan di Menggala. Namun dengan berbagai upaya akhirnya Belanda berhasil menguasai Lampung pada tahun 1856. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"> Pemerintah kolonial Belanda untuk pertama kalinya memperkenalkan program transmigrasi kepada penduduk di Pulau Jawa yang sangat padat untuk pindah dan berusaha di Lampung. Program transmigrasi ini ternyata cukup diterima baik dan banyak penduduk asal Pulau Jawa yang kemudian pindah ke lokasi transmigrasi yang berada di kawasan timur Lampung. Program transmigrasi ini kemudian ditingkatkan lagi pada masa kemerdekaan pada tahun 1960-an dan 1970- an. Orang asal Pulau Jawa ini membawa serta perangkat kebudayaan mereka ke Lampung seperti gamelan dan wayang. Orang dari Pulau Bali kemudian juga datang ke Lampung untuk mengikuti program transmigrasi ini. Kehadiran pendatang dari daerah lain di Lampung telah menjadikan wilayah ini sebagai daerah dengan kebudayaan yang beragam (multi-kultur). Keragaman suku yang ada justru menjadi daya tarik wisata apalagi di berbagai </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: small;"> kabupaten yang ada tersebar potensi wisata alam, wisata budaya. Keberadaan sanggar-sanggar seni/budaya sebagai pelestari seni/budaya warisan nenek moyang banyak berkembang</span></div></div>ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8618578250336594741.post-2063058296315806962011-03-02T19:01:00.001-08:002011-05-03T02:26:10.080-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: #444444;"><b><span style="font-size: small;">Tips Merawat Guitar yang Baik</span></b></div><div style="color: #444444;"><br />
</div><div style="color: #444444;"> </div><div style="color: #444444;">Berikut ini ada tips untuk merawat alat musik gitar yang disarikan dari portal gitaris. Berikut tipsnya.</div><div style="color: #444444;">1. Paling tidak seminggu sekali </div><div style="color: #444444;">bersihkanlah senar gitar Anda. Para peneliti beranggapan bahwa saat bermain gitar, tanpa disadari manusia mengeluarkan keringat cukup banyak dari tangannya. Ini karena kerja otak dan gerak tangan yang cukup menguras energi. Hal ini jarang disadari para gitaris.</div><div style="color: #444444;">Lihatlah gitar Anda, apakah banyak daki di setiap permukaan yang dibatasi tiap fret-nya (fretboard). Itu disebabkan setelah bermain, senar gitar Anda terkena keringat Anda, juga kotoran, debu, dan lain lain. Apabila Anda tidak rajin membersihkan senar, juga akan timbul karat di senar yang menyebabkan suara menjadi cempreng dan fals.</div><a name='more'></a><div style="color: #444444;"><br />
</div><div style="color: #444444;">Senar gitar bisa dibersihkan dengan cara dilap dengan bahan kaus yang lembut. Bila perlu dibasahi dengan cairan string cleaner (pembersih senar) yang tersedia di toko-toko musik. Bersihkanlah senar gitar Anda di seluruh bagian senar.</div><div style="color: #444444;"><br />
</div><div style="color: #444444;">2. Kendurkan Senar</div><div style="color: #444444;">Selain membersihkan senar gitar, Anda juga perlu mengendurkan senar gitar bila tidak dipakai lama. Ini bertujuan agar neck gitar Anda tidak melengkung. Senar gitar yang disetel adalah tali yang ditegangkan, dan penegangan ini akan menarik dua sisi yang menegangkan. Pada gitar, tarikan akibat ketegangan lini bisa membengkokkan neck, walau kemungkinannya kecil.</div><div style="color: #444444;">3. Letakkan yang Benar</div><div style="color: #444444;">Meletakkan gitar yang benar adalah terlentang, dengan bagian neck bersenar menghadap ke atas. Biasanya, setelah memainkan gitar, orang akan meletakkan gitar berdiri, yakni posisi ujung neck bagian atas ditempelkan di dinding atau diletakan miring di lantai.</div><div style="color: #444444;">4. Bersihkan Gitar<br />
<br />
Hal ini sangat tidak baik untuk gitar karena akan membuat neck bengkok perlahan-lahan. Bila Anda memiliki studio atau panggung pertunjukan yang berisikan alat-alat musik, ingatkan kepada segenap pemain agar meletakkan gitar dengan benar.</div><div style="color: #444444;">5. Buatlah Kinclong</div><div style="color: #444444;">Punya gitar kinclong (mengkilap) siapa yang tidak suka. ah untuk membuat gitar mengkilap, cukup dilap dengan bahan kaus, baik bodi, neck, senar, dan seluruh bagian gitar. Untuk bagian pick-up di bawah senar yang agak susah dibersihkan debunya, bisa menggunakan kuas cat.</div><div style="color: #444444;"><br />
</div><div style="color: #444444;">6. Ganti Senar</div><div style="color: #444444;">Jika senar Anda sudah berkarat, gantilah. Jika tidak, bukan hanya tidak enak dimainkan, tapi warna suaranya juga menjadi tidak keruan, dan merusak fret gitar. Selain itu, jari-jari kita juga bisa sakit. Belum lagi kalau senar itu putus dan kemudian melukai tangan kita.</div><div style="color: #444444;">Biasakan untuk mengganti senar gitar satu set sekaligus, 6 buah. Hal ini untuk mencegah belangnya warna suara antara senar baru dan senar lama. Jadi bila senar Anda sudah lama dan putus salah satunya, disarankan mengganti semuanya.</div><div style="color: #444444;">7. Bersihkan Fretboard</div><div style="color: #444444;">Fretboard adalah tempat bersarangnya daki akibat keringat dari jari dan kotoran. Jika dibiarkan terlalu lama, bisa manjadi kerak. Setiap Anda mengganti senar, sekalian bersihkan fretboard-nya dengan pick gitar, lalu lap dengan bahan kaus.</div><div style="color: #444444;"><br />
</div><div style="color: #444444;"><br />
</div><div style="color: #444444;"><span id="showlink" style="display: none;"> <a href="http://ar-dani.blogspot.com/p/tips-merawat-guitar-yang-baik-berikut.html">Read more...</a> </span> </div><div class="post-footer-line post-footer-line-1" style="color: #444444;"><span class="post-author"> </span><span class="post-timestamp"> </span><span class="post-backlinks post-comment-link"> </span><span class="post-comment-link"> </span><span class="post-icons"> <span class="item-control blog-admin pid-1956497494"> <a href="http://www.blogger.com/page-edit.g?blogID=8618578250336594741&pageID=2419707689722828407" title="Edit Laman"> <img alt="" class="icon-action" src="img/icon18_edit_allbkg.gif" /></a><a href="http://www.blogger.com/page-edit.g?blogID=8618578250336594741&pageID=2419707689722828407" title="Edit Laman"> </a> </span> </span> </div></div>ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8618578250336594741.post-60099911422239101662010-12-11T22:46:00.001-08:002011-05-03T01:30:32.526-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;"><b>Tari Lampung (Cangget) </b><br />
<b><br />
</b><br />
<b>1. Pengantar</b></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Lampung adalah sebuah provinsi yang letaknya paling selatan di Pulau Sumatera. Di dalam provinsi ini penduduknya terbagi dalam beberapa suku bangsa yaitu: Suku</span><span lang="id-ID"> bangsa Lampung, Jawa, Sunda dan Bali (</span><span style="color: blue;"><a href="http://www.wikipedia.org/"><span style="color: black;"><span lang="id-ID"><span style="text-decoration: none;">www.wikipedia.org</span></span></span></a></span><span lang="id-ID">). Pada Sukubangsa Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan lampung Sebatin. Lampung Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun</span><sup><span lang="id-ID"><a class="sdfootnoteanc" href="http://aligufron.multiply.com/journal/compose#sdfootnote1sym" name="sdfootnote1anc"><sup><u><span style="color: blue; font-size: xx-small;">1</span></u></sup></a></span></sup><span lang="id-ID"> adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara, timur dan tengah provinsi ini. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka menumbuh-kembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi jatidirinya. Dan, salah satu kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung, khususnya Orang Pepadun, adalah jenis seni tari yang disebut </span><span lang="id-ID"><i>“tari cangget”.</i></span><br />
<br />
</div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia, tari </span><span lang="id-ID"><i>cangget</i></span><span lang="id-ID"> selalu ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan </span><span lang="id-ID"><i>gawi adat</i></span><span lang="id-ID">,</span><span lang="id-ID"> seperti: upacara mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Pada saat itu orang-orang akan berkumpul, baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan dengan tujuan selain untuk mengikuti upacara, juga berkenalan dengan sesamanya. Jadi, pada waktu itu tari</span><span lang="id-ID"><i> cangget</i></span><span lang="id-ID"> dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada suatu desa atau kampung dan bukan oleh penari-penari khusus yang memang menggeluti seni tari tersebut. <a name='more'></a></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Waktu itu para orangtua biasanya memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tariannya. Kegiatan seperti itu oleh orang Lampung disebut dengan </span><span lang="id-ID"><i>nindai</i></span><span lang="id-ID">. Tujuannya tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi ketika sedang menarikan tari </span><span lang="id-ID"><i>cangget</i></span><span lang="id-ID">, melainkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung. Bagi para pemuda dan atau pemudi itu sendiri kesempatan tersebut dapat dijadikan sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan ke jenjang perkawinan.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNBL4TGVU6_uLfH0jrACSwqLk4UfpUnAtj2aPYBnwTR4KTRwbVCYVXfXD3dTJfLxnOooaloxkNf6tBoae_v3OAhObjneG5RG-dufq4sMTWq_PGJ_B_9imZlw-CMuzXB0gqRu1Od8DDrXQ/s1600/jangget.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNBL4TGVU6_uLfH0jrACSwqLk4UfpUnAtj2aPYBnwTR4KTRwbVCYVXfXD3dTJfLxnOooaloxkNf6tBoae_v3OAhObjneG5RG-dufq4sMTWq_PGJ_B_9imZlw-CMuzXB0gqRu1Od8DDrXQ/s320/jangget.jpg" width="320" /></a></div></div><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-size: small;">2. Macam-macam Tari Cangget dan Gerakannya.</span></b><br />
<br />
<span style="font-size: small;"></span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Tarian </span><span lang="id-ID"><i>cangget</i></span><span lang="id-ID"> yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:</span></div><ol><ol><li> <div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID"><i>Cengget Nyambuk Temui</i></span><span lang="id-ID">, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.</span></div></li>
<li> <div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID"><i>Cangget Bakha</i></span><span lang="id-ID">, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara panen raya). </span></div></li>
<li> <div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID"><i>Cangget</i></span><span lang="id-ID"> </span><span lang="id-ID"><i>Penganggik</i></span><span lang="id-ID">, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melalukan upacara </span><span lang="id-ID"><i>busepei</i></span><span lang="id-ID"> (kikir gigi). </span></div></li>
<li> <div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID"><i>Cangget Pilangan</i></span><span lang="id-ID">, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya.</span></div></li>
<li> <div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID"><i>Cangget Agung</i></span><span lang="id-ID"> adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat (</span><span lang="id-ID"><i>Cacak Pepadun</i></span><span lang="id-ID">). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian </span><span lang="id-ID"><i>cangget</i></span><span lang="id-ID"> </span><span lang="id-ID"><i>agung</i></span><span lang="id-ID"> dan setelah itu ia pun akan dianugerahi gelar </span><span lang="id-ID"><i>Inten</i></span><span lang="id-ID">, </span><span lang="id-ID"><i>Pujian</i></span><span lang="id-ID">, </span><span lang="id-ID"><i>Indoman</i></span><span lang="id-ID"> atau </span><span lang="id-ID"><i>Dalom Batin</i></span><span lang="id-ID">. </span></div></li>
</ol></ol><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;"><br />
</div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Walau tarian </span><span lang="id-ID"><i>cangget</i></span><span lang="id-ID"> terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu: (1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat); (2) gerakan </span><span lang="id-ID"><i>knui</i></span><span lang="id-ID"> </span><span lang="id-ID"><i>melayang</i></span><span lang="id-ID"> (lambang keagungan); (3) gerak </span><span lang="id-ID"><i>igel</i></span><span lang="id-ID"> (lambang keperkasaan); (4) gerak </span><span lang="id-ID"><i>ngetir</i></span><span lang="id-ID"> (lambang keteguhan dan kesucian hati; (5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati); (6) gerak </span><span lang="id-ID"><i>jajak</i></span><span lang="id-ID">/</span><span lang="id-ID"><i>pincak</i></span><span lang="id-ID"> (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan (7) gerak </span><span lang="id-ID"><i>knui</i></span><span lang="id-ID"> </span><span lang="id-ID"><i>tabang</i></span><span lang="id-ID"> (lambang rasa percaya diri).</span></div><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;"><b>3. Peralatan, Busana, dan Perkembangannya</b></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari Canget diantaranya adalah: (1) </span><span lang="id-ID"><i>canang</i></span><span lang="id-ID"> </span><span lang="id-ID"><i>lunik</i></span><span lang="id-ID"> 8--12 buah; (2) </span><span lang="id-ID"><i>bende</i></span><span lang="id-ID"> sebuah; (3) </span><span lang="id-ID"><i>gujeh</i></span><span lang="id-ID"> sebuah; (4) gong 2 buah; (5) gendang sebuah; dan (6) </span><span lang="id-ID"><i>pepetuk</i></span><span lang="id-ID"> 2 buah.</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah: (1) kain tapis; (2) kebaya panjang warna putih; (3) </span><span lang="id-ID"><i>siger</i></span><span lang="id-ID">; (4) gelang </span><span lang="id-ID"><i>burung</i></span><span lang="id-ID">; (5) gelang </span><span lang="id-ID"><i>ruwi</i></span><span lang="id-ID">; (6) kalung </span><span lang="id-ID"><i>papan</i></span><span lang="id-ID"> </span><span lang="id-ID"><i>jajar</i></span><span lang="id-ID">; (7) </span><span lang="id-ID"><i>buah jarum</i></span><span lang="id-ID">; (8) bulu </span><span lang="id-ID"><i>seratai</i></span><span lang="id-ID">; (9) </span><span lang="id-ID"><i>tanggai</i></span><span lang="id-ID">; (10) </span><span lang="id-ID"><i>peneken</i></span><span lang="id-ID">; (11) anting-anting; dan (12) kaos kaki warna putih. Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah: (1) kain tipis setengah tiang; (2) bulu seratai; (3) ikat pandan; (4) jubah; dan (5) </span><span lang="id-ID"><i>baju sebelah</i></span><span lang="id-ID">.</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Selain peralatan musik dan busana bagi penarinya, tarian ini juga menggunakan perlengkapan-perlengkapan pendukung lainnya, yaitu: (1) </span><span lang="id-ID"><i>jepana</i></span><span lang="id-ID"> (tandu usungan) yang dipakai pada saat mengantar dan menjemput tamu agung, sesepuh adat atau pun puteri kepala adat dan </span><span lang="id-ID"><i>kutamara</i></span><span lang="id-ID">; (2) tombak dan keris, dipakai pada saat tari igel; (3) talam emas, dipakai untuk landasan menurunkan serta menaikkan para sesepuh atau tetua adat dari </span><span lang="id-ID"><i>Jepana</i></span><span lang="id-ID"> memasuki </span><span lang="id-ID"><i>Sesat</i></span><span lang="id-ID"> </span><span lang="id-ID"><i>Agung</i></span><span lang="id-ID"> ataupun sebaliknya; (4) Payung adat yang warna putih (lambang kesucian) dan warna kuning (lambang keagungan).</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Adapun lagu-lagu yang sering dinyanyikan untuk mengiringi tarian Cangget Agung adalah (1</span><span lang="id-ID"><i>) tabuh mapak/nyabuk temui</i></span><span lang="id-ID">; (2) </span><span lang="id-ID"><i>tabuh tari (tarey)</i></span><span lang="id-ID">; (3) </span><span lang="id-ID"><i>serliah adak</i></span><span lang="id-ID">; (4) </span><span lang="id-ID"><i>mikhul bekekes</i></span><span lang="id-ID">; (5) </span><span lang="id-ID"><i>gupek</i></span><span lang="id-ID">; dan (6) </span><span lang="id-ID"><i>hujan turun</i></span><span lang="id-ID">.</span></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID">Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, penyelenggaraan tarian ini semakin berkurang. Tarian </span><span lang="id-ID"><i>cangget</i></span><span lang="id-ID"> tidak lagi ditarikan oleh para pamuda dan pemudi untuk saling berkenalan, melainkan telah menjadi suatu tarian khusus yang dimainkan oleh penari-penari tertentu (tidak sembarang orang) dan pada saat-saat tertentu saja (upacara adat saja).</span></div><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;"><b>4. Nilai Budaya.</b></div><div align="justify" style="margin-bottom: 0cm;"><span lang="id-ID"><i>Cangget</i></span><span lang="id-ID"> sebagai tarian khas orang Lampung Pepadun, jika dicermati, tidak hanya mengandung nilai estetika (keindahan), sebagaimana yang tercermin dalam gerakan-gerakan tubuh para penarinya. Akan tetapi, juga nilai kerukunan dan kesyukuran.</span></div><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;">Nilai kerukunan tercermin dalam fungsi tari tersebut yang diantaranya adalah sebagai ajang berkumpul dan berkenalan baik bagi orang tua, kaum muda, laki-laki maupun perempuan. Dengan berkumpul dan saling berkenalan antar warga dalam suatu kampung atau desa untuk merayakan suatu upacara adat, maka akan terjalin silaturahim antar sesama dan akhirnya akan menciptakan suatu kerukunan di dalam kampung atau desa tersebut.</div><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;">Sedangkan nilai kesyukuran juga tercermin dalam tujuan diselenggarakannya tarian tersebut, yang merupakan salah satu unsur dalam penyelenggaraan suatu upacara adat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Sang Pencipta (Allah SWT). </div><div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0cm;">(pepeng)</div></div>ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8618578250336594741.post-3588004449444413922010-12-11T22:41:00.001-08:002011-05-03T01:33:12.455-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br />
<b>Rumah Adat Lampung.</b><br />
<br />
Rumah Adat Lampung umumnya terdiri dari bangunan tempat tinggal disebut Lamban, Lambahana atau Nuwou, bangunan ibadah yang disebut Mesjid, Mesigit, Surau, Rang Ngaji, atau Pok Ngajei, bangunan musyawarah yang disebut sesat atau bantaian, dan bangunan penyimpanan bahan makanan dan benda pusaka yang disebut Lamban Pamanohan.</div><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8618578250336594741&postID=358800444944441392" name="more"></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Rumah adat orang Lampung biasanya didirikan dekat sungai dan berjajar sepanjang jalan utama yang membelah kampung, yang disebut tiyuh. Setiap tiyuh terbagi lagi ke dalam beberapa bagian yang disebut bilik, yaitu tempat berdiam buway . Bangunan beberapa buway membentuk kesatuan teritorial-genealogis yang disebut marga. Dalam setiap bilik terdapat sebuah rumah klen yang besar disebut nuwou menyanak. Rumah ini selalu dihuni oleh kerabat tertua yang mewarisi kekuasaan memimpin keluarga.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHW6IYmPpD46A1w19V5LNE-qTnE1r2gcQqzPOfwE_ZJwgWUkQ71xZS5KI3qgl_g0O_ARiSWeXvwfJK9nc4VTo9_f4Sru9honVPvTEG9A0l7iayJq25ySNb20-9Z4LrJDxHiLe5bilyL1o/s1600/lampung1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHW6IYmPpD46A1w19V5LNE-qTnE1r2gcQqzPOfwE_ZJwgWUkQ71xZS5KI3qgl_g0O_ARiSWeXvwfJK9nc4VTo9_f4Sru9honVPvTEG9A0l7iayJq25ySNb20-9Z4LrJDxHiLe5bilyL1o/s320/lampung1.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;">Arsitektur lainnya adalah “lamban pesagi” yang merupakan rumah tradisional berbentuk panggung yang sebagian besar terdiri dari bahan kayu dan atap ijuk. Rumah ini berasal dari desa Kenali Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat.. Ada dua jenis rumah adat Nuwou Balak aslinya merupakan rumah tinggal bagi para Kepala Adat (penyimbang adat), yang dalam bahasa Lampung juga disebut Balai Keratun. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu Lawang Kuri (gapura), Pusiban (tempat tamu melapor) dan Ijan Geladak (tangga "naik" ke rumah); Anjung-anjung (serambi depan tempat menerima tamu), Serambi Tengah (tempat duduk anggota kerabat pria), Lapang Agung (tempat kerabat wanita berkumpul), Kebik Temen atau kebik kerumpu (kamar tidur bagi anak penyimbang bumi atau anak tertua), kebik rangek (kamar tidur bagi anak penyimbang ratu atau anak kedua), kebik tengah (yaitu kamar tidur untuk anak penyimbang batin atau anak ketiga).</div><div style="text-align: justify;">Bangunan lain adalah Nuwou Sesat. Bangunan ini aslinya adalah balai pertemuan adat tempat para purwatin (penyimbang) pada saat mengadakan pepung adat (musyawarah). Karena itu balai ini juga disebut Sesat Balai Agung. Bagian bagian dari bangunan ini adalah ijan geladak (tangga masuk yang dilengkapi dengan atap).</div><div style="text-align: justify;">Atap itu disebut Rurung Agung. Kemudian anjungan (serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil, pusiban (ruang dalam tempat musyawarah resmi), ruang tetabuhan (tempat menyimpan alat musik tradisional), dan ruang Gajah Merem ( tempat istirahat bagi para penyimbang) . Hal lain yang khas di rumah sesat ini adalah hiasan payung-payung besar di atapnya (rurung agung), yang berwarna putih, kuning, dan merah, yang melambangkan tingkat kepenyimbangan bagi masyarakat tradisional Lampung Pepadun.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Arsitek tradisinoal Lampung lainnya dapat ditemukan di daerah Negeri Olokgading, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Negeri Olokgading ini termasuk Lampung Pesisir Saibatin .Begitu memasuki Olokgading kita akan menjumpai jajaran rumah panggung khas Lampung Pesisir, dan di sanalah kita akan melihat Lamban Dalom Kebandaran Marga Olokgading, yang menjadi pusat adat istiadat Marga Balak Olokgading. Bangunan ini berbahan kayu dan di depan rumah berdiri plang nama bertuliskan “Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir”. Bentuknya sangat unik dan khas dengan siger besar berdiri megah di atas bangunan bagian muka .</div><div style="text-align: justify;">Sampai sekarang lamban dalom ini ditempati kepala adat Marga Balak secara turun temurun.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Meskipun berada di perkotaan, fungsi rumah panggung tidak begitu saja hilang. Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak berfungsi sebagai tempat rapat, musyawarah, begawi, dan acara-acara adat lain. Di Lamban Dalom ini ada siger yang berusia ratusan tahun, konon sudah ada sebelum Gunung Krakatau meletus. Siger yang terbuat dari bahan perak ini adalah milik kepala adat dan diwariskan secara turun temurun.Siger ini hanyalah salah satu artefak atau peninggalan budaya yang sudah ratusan tahun usianya disimpan oleh Marga Balak. Selain siger ada juga keris, pedang, tombak samurai, kain sarat( kain khas Lampung Pesisir seperti tapis), terbangan( alat musik pukul seperti rebana), dan tala(sejenis alat musik khas Lampung sejenis kulintang) dan salah satunya dinamakan Talo Balak.</div></div>ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8618578250336594741.post-68946836539962656002010-12-11T21:36:00.000-08:002010-12-11T21:36:57.842-08:00Sang Bumi Ruwa Jurai<h2 class="title"><br />
</h2><div class="widget-content"><span style="color: #33cc00;">Jak ujung Danau Ranau</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Teliu di Way Kanan</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Sampai pantai lawok jaoh</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Pesisir rik Pepadun</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Jadi sai delom lambang</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Lampung sai kaya-raya</span><br />
<br />
<span style="color: #33cc00;">Kik ram aga burasan</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Hujau ni pemandangan</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Kupi lada di pematang</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Api lagi cengkeh ni</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Telambun beruntaian</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Tanda ni kemakmuran</span><br />
<br />
<span style="color: #33cc00;">Lampung sai...</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Sang bumi ruwa jurai 2x</span><br />
<br />
<span style="color: #33cc00;">Cangget bara bulaku</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Sembah jama saibatin</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Sina gawi adat sikam</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Manjau rik sebambangan</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Tari ragot rik melinting</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Ciri ni ulun Lampung</span><br />
<br />
<span style="color: #33cc00;">Lampung sai...</span><br />
<span style="color: #33cc00;">Sang bumi ruwa jurai 2x</span><br />
<br />
Lagu: <span style="color: #cc0000;">Sang Bumi Ruwa Jurai</span><br />
Cipt. Syaiful Anwar </div>ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8618578250336594741.post-41773506173005571062010-12-09T22:13:00.000-08:002010-12-09T22:14:03.267-08:00Misteri Bilangan Nol<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> RATUSAN tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 2, 3, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang.Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Mari kita lihat.</span><br />
<br />
<b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Nol, penyebab komputer macet</span></b><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Lebih parah lagi-tentu menambah bingung-mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan 5o=1, tetapi 50o=1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> <b>Bilangan nol: tunawisma</b></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Bilangan disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus (<b>Gambar 1a</b>). Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Perhatikan garis bilangan (<b>Gambar 1a</b>), di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas (<b>Gambar 1b</b>), ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> <b>Mudah, tetapi salah</b></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Guru meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Ani berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x=6 dan y=1 (<b>Gambar 2</b>). Sehingga Ani tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y=0 diperoleh x=(25-0)/3=8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x=0 diperoleh y=(25-3.0)/7=4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Ani membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Ani membuat garis yang benar itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3x+7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3x+7y=21. </span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Selanjutnya, dalam persamaan yang baru, berikan y=0 diperoleh x=21/3=7 (tanpa pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x=0 diperoleh y=21/7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3x+7y=25. Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 3x1+7x2=25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 3x1+7x2 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 3x1+7x2=21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> <b>Bergerak, tetapi diam</b></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan pada <b>Gambar 1a</b> tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih dekat... yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, ..., 0,000001. demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2? </span>ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8618578250336594741.post-23804539189435078522010-12-08T23:47:00.000-08:002010-12-09T01:31:08.242-08:00Nama - Nama Orang Jepang Berdasarkan Jenis Profesinya:Kuraba Sakumu — Pencopet.<br />
Sayabisa Urusi — Calo.<br />
Nikita Sukanari — Penari.<br />
Takasi Kamucoba — Sales door to door.<br />
Kosewa Rumaku — Pemilik rumah kontrakan.<br />
Kitakasi Murasaja — Seorang pemilik toko.<br />
Minumi Kabeh — Seorang pemabuk.<br />
Yukasi Kitaterima — Kasir.<br />
Akusuka Takuti — Preman.<br />
Mukamu Sayabedaki — Pekerja salon.<br />
Sini Takupotongi — Tukang pangkas.<br />
Ayodiri Satusatu — Pemimpin upacara baris-berbaris.<br />
Takada Gaji — Pengangguran.<br />
Aigaya Sanasini — Fotomodel.<br />
Akubuka Kamumasuki — Penjaga pintu gerbang.<br />
Sukabawa Sayuri — Tukang sayur.<br />
Tyada Ruma — Gelandangan.<br />
Yukira Kitaawasi — Pengawas Pajak.<br />
Kanji Kitakasi — Tukang jual tepung.<br />
Maunya Chiumi — Parfum tester.<br />
Kusabuni Itunoda — Tukang cuci.<br />
Satemura Oke — Tukang sate.<br />
Disini Adaguchi — Penjual keramik.<br />
Masimuda Masutipi — Artis cilik.ardanihttp://www.blogger.com/profile/04162081463192974695noreply@blogger.com0